Perjalanan Menemukan Obgyn yang Cocok

Dokter Budi Iman Santoso di YPK

Setelah memantapkan hati untuk pindah dokter di RS YPK Menteng, awalnya aku memasrahken akan ke dr.Yusfa lagi saja, karena setelah baca-baca (lagi dan lagi), beliau memang tidak banyak bicara saat kontrol jika janinnya tampak sehat-sehat saja, tapi kalau ada sesuatu pasti diinfokan segera saat kontrol. Sayangnya, pas kami ke sana ternyata beliau sedang tidak praktek karena sedang sakit demam berdarah, akhirnya cari dokter siapapun yg ada yg tampaknya OK, maka kami putuskan ke Prof. Budi ini.

Kesannya adalah, lha dok, mesin USG-nya kok tampak klasik banget? :’) Dokternya sendiri humoris, santai dg kekhawatiran kami menjelang persalinan dan berusaha menenangkan. Satu hal yang beliau temukan adalah umur anaknya dengan ukuran tubuhnya kok berbeda 2 minggu? Beliau langsung bertanya apakah aku salah hitung HPHT, seingatku sih nggak salah ya. Ditanya juga apakah tanggal mensku cenderung tidak teratur, nggak juga, hanya kecendrungannya maju seminggu dari bulan sebelumnya. Dari situ beliau nggak banyak bicara lagi, hanya catatan mengenai ukuran bayi itu saja yang perlu dicek di kontrol selanjutnya.

Dokter Andon Hestiantoro di YPK

Minggu berikutnya kami menelpon RS YPK Menteng dulu sebelum kontrol, dan ternyata dr. Yusfa masih belum praktek, jadilah aku mencaaari lagi dokter siapa yg sekiranya akan membantuku saat persalinan. Dapat info dari kakakku, bahwa temannya dulu sempat VBAC dengan dr. Andon, pertanda bagus sih ini kalau ada dokter pro VBAC, berarti beliau pro normal juga nih, maka kuputuskan untuk kontrol dengan dr. Andon. FYI, beliau juga katanya praktek di RS Hermina Jatinegara tapi dengan antrian pasien yg lebih banyak daripada di YPK.

Dengan dr. Andon kami juga menunggu agak lama, tapi karena memang setiap pasien yg datang konsultasi dengan beliaunya agak lama, sekitar 15-20 menit per pasien. Aku pernah iseng hitung & bandingkan antara pasien dr. Andon & dr. Yusfa perputarannya 1:4, hihihi. Begitupun pas aku kontrol, beliau cek USG detil betul, dan bener donggg beliau juga bingung kok antara ukuran anakku & usia kandungannya selisih 2 minggu, persis yang dr. Budi duga. Meski di USG berkali-kali tetap sama, selisih 2 minggu, umur kandungan sudah 38 minggu tapi kok badannya masih seperti bayi 36 minggu.

Jadilah kami dirujuk ke dr. Bambang Karsono, dewanya USG 4D ahahahaha, di Klinik Moegni, Menteng.

Singkat cerita, sampai H-1 pun kami masih tetap kontrol dengan dr. Andon, dan dengan kondisi bayi yg sehat-sehat saja tidak banyak yg dilakukan oleh beliau kecuali periksa dalam di H-1 dan diketahui bahwa anaknya sudah sedikit masuk panggul (masih H-2), lalu dilakukan CTG, hasilnya pun aman & kami diperbolehkan pulang malam itu, sampai akhirnya lahir setelah HPL+3.

Catatan positif kami saat persalinan dengan dr. Andon adalah, meski lama menunggu beliau datang ke RS (huhuhu, jadi lama juga nahan mulesnya) tapi beliau adalah dokter yg dengan baik & sabar mau menunggu momen ngedennya pasien datang, tidak terburu-buru, bahkan beliau juga bersedia jadi pijakan (tendangan) kakiku pas lagi kontraksi puncak, hahahahaha. Kurang lebih 45 menit waktu persalinan dengan beliau sampai akhirnya anakku lahir, dan kemudian dilanjut dengan acara jahit-menjahit, yg mana bukannya aku fokus dengan IMD tapi malah menghayati rasanya dijahit, HAHAHA KZL YHA.

Kesimpulannya: dr. Andon is approved!

Catatan tambahan:

Dokter Bambang Karono di Klinik Moegni Menteng

Well, sebenarnya sih beliau juga praktek di YPK tapi antriannya gak keruan euy~ bisa selang 1 bulan ke depan, padahal dr. Andon butuh hasil USG-nya segera karena sudah mepet lahiran, dan untungnya slot periksa dengan beliau di Klinik Moegni jauh lebih masuk akal.

dr.  Bambang teliti banget pas cek USG, semua diperhatikan betul, bahkan dilakukan berkali-kali, karena beliau juga setuju dengan adanya selisih antara ukuran bayi dengan umurnya, tapi disimpulkan bahwa ya memang tubuh anaknya yang mungil. Sudah cukup ukuran untuk dilahirkan sih, tapi kalau mau lebih digemukkan lagi ya bisa banget. Lucunya, di Klinik Moegni ini wajib bayar jasa beliau dengan cash, pas itu aku habis sekitar Rp 800 ribu karena hasilnya berupa foto USG 3D saja, karena muka anaknya jelas sudah tidak bisa kelihatan karena sudah masuk panggul. Berbeda jika muka anaknya masih bisa terlihat maka yang akan ditagih adalah Rp 1,1 juta (kalau gak salah) karena yg dicetak adalah foto USG 4D juga.

Lih-pilih Dokter

Sampai sekarang, sampai sepuluh tahun lagi pun rasanya masih akan tertawa kalau harus mengingat pagi itu. Jam enam pagi, bangunin mz zwm (iya ini adalah caraku menulis panggilan untuk mas suami), sambil pegang testpack bergaris dua setelah tujuh bulan menikah, “Adik positif!”, yang hanya ditanggapi dengan mengintip sambil setengah terbangun, “Whoa. Yey!”. La-lu do-i ti-dur la-gi. Akupun santai lanjut buat sarapan dan bersiap seperti biasa.

Hari itu adalah tanggal tua, dan sudah disepakati, “Ke dokternya nunggu gajian, yak!”, maka jadilah setiap akhir bulan ada agenda baru: kontrol ke RS. Namun kenyataannya tidak semulus itu. Akibat parno, dalam waktu satu dan dua minggu ke depannya sudah ke dokter lagi, HAHAHAHAHA. Seminggu pertama karena flek, dua minggu kemudian karena flek juga tapi aku putuskan untuk coba pindah dokter.

Jadi kontrol pertama kali adalah ke Dr. Stella di RS Mitra Keluarga (MK) Kelapa Gading yang femez itu. Beliau sudah jadi dokterku sejak lama karena dulu ada beberapa kali keluhan semacam keputihan dan mens yang nggak kunjung selesai. Tapi urung lanjut ke sana lagi karena antri terlalu lama sementara waktu konsultasi di dalam yang cukup singkat, dan tentu saja, karena mahal :)) Kan kudu cerdas yaaak dalam menghabiskan plafon pengobatan dari kantor. Zaman single sih di akhir tahun dihambur-hamburkeun di dokter gigi, tapi sekarang beda~

Lalu mutusken ‘tuk pindah RS karena nemu rekomendasi di IG, Dr. Stefani Nindya di RS OMNI Pulomas. Kesan pertama ketemu beliau adalah vibe-nya enak banget, ramah & menyambut dengan bahagia, hahaha. Beliau adalah dokter yang nggak terlalu ribet, tidak banyak pantangan, tidak gampang kasih obat, pokoknya cocok untuk buibu yang selaw.

Sampai sekarang usia kehamilan sudah di 33 minggu, anak sudah coba 4 dokter, yang lainnya adalah Dr. Yuditiya Purwosunu, pas USG 4D pertama di usia… 13/14 minggu untuk cek apakah ada bakal kelainan/DS atau kekurangan lainnya, dan hamdalah, aman! Dokter yang dicoba terakhir adalah Dr. Yusfa yang femez itu di RS YPK Menteng. Penasaran banget sama RS YPK Menteng karena katanya semuanya paket lengkap, baik dokter, suster, maupun makanannya enak semua, hahahaha! Tapi setelah coba kontrol sekali ke beliau, mungkin karena juga pas sedang terburu-buru karena pas itu hujan jadi Dr. Yusfa dateng telat dan pasien terlanjur numpuk, kesan pertamanya jadi tetep kurang sreg, akhirnya ya balik lagi ke Dr. Stefani deh.

Toh ya anak yang akan memilih jodoh dokternya ya, jadi kalau ternyata nanti pas hari H dia pilih beda dokter/RS lagi, silakan sajalah, nak, ya! :))